Jumat, 19 Juni 2015

10 Imam dari Aceh Pimpin Shalat Tarawih di Malaysia


SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 10 imam dari Aceh saat ini memimpin shalat tarawih di beberapa negara bagian di Malaysia.

Mereka para ustadz yang masih muda itu sejak awal Ramadhan diundang untuk memakmurkan masjid di negeri jiran.

Ketua Bidang Kajian Islam dan Pendidikan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), Tgk Umar Rafsanjani, Lc, MA yang juga diundang menjadi imam shalat tarawih di Pulang Pinang, kepada Serambinews.com, Kamis (18/6/2015) malam mengatakan, ia bersama sepuluh imam shalat lainnya akan berada di beberapa negara bagian Malaysia hingga Idul Fitri.

"Selama Ramadhan mereka akan menjadi imam Shalat Tarawih dan penceramah di sejumlah masjid dan musala di Malaysia," ujarnya.

Menurut Tgk Umar Rafsanjani, para imam shalat ini diundang oleh Ahli Jawatan Kuasa Masjid dan Surau untuk menjadi imam shalat Tarawih selama sebulan penuh.

"Hampir setiap tahun rakyat Malaysia selalu mengundang anak-anak Aceh untuk menjadi imam shalat tarawih selama Ramadhan," katanya.

Berikut 10 imam tarawih dari Aceh yang diundang ke Malaysia;
Tgk Zulfarsi Singkil [Imam di Masjid Padang Serai Kedah]
Tgk Fazhil Bagok [Imam di Masjid Padang Serai Kedah]
Tgk Darlis Bukit Panjoe [Imam di Surau An Nur, Lebuh, Nipah Pulang Pinang]
Tgk Sulaiman Langsa [Imam di Surau An Nur Lebuh Nipah Pulau Pinang]
Tgk Zulfikar Deng [Imam di Surai Bukit Gambir Penang]
Tgk Syukri Matang [Imam di Surau Bukit Gambir Penang]
Tgk Miftahul Khairi [Imam di Masjid Sungai Nibong Besar Penang]
Tgk Manzilul [Imam di Masjid Sungai Nibong Besar Penang]
Tgk Budiman Sungai Raya [Imam di Masjid Tiram Bayam Lepas]
Tgk Mujiburrahman Matangkuli [Imam di Masjid Sungai Tiram Bayam Lepas]

Yuk, Wisata Ramadhan di Banda Aceh


JAKARTA, KOMPAS.com – Ramadhan bukan berarti aktivitas wisata tidak bisa dilakukan. Salah satu wisata Ramadhan yang bisa dicoba adalah wisata Ramadhan di Banda Aceh. Dengan mengusung nama “Wonderful Ramadhan in Aceh”, Pemkot Banda Aceh coba menarik wisatawan yang ingin mengikuti wisata syariah khas Banda Aceh.

“Kunjungan wisatawan biasanya banyak di awal dan akhir Ramadhan,” kata Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Ada sebuah tradisi bernama Meugang. Tradisi ini merupakan tradisi potong sapi yang dilakukan dua hari sebelum Ramadhan dan dua hari menjelang Hari Idul Fitri. Dalam tradisi ini, wisatawan dapat melihat berbagai proses mulai dari pemotongan sapi, proses pemasakan, hingga makan bersama.

Setelah itu, ada juga festival Ramadhan dan beragam perlombaan, mulai dari lomba azan, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), juga hafiz Al Quran. Ada pula Kampung Ramadhan yang biasanya digelar di bantaran sungai. Di situ, masyarakat akan menjajakan aneka menu buka puasa. Tak lupa zikir akbar juga akan digelar di Masjid Raya Baiturrahman.

“10 Ramadhan terakhir ada Qiyamul Lail, jadi mereka yang tidak bisa ke Mekkah, pada ke Aceh. Kita undang juga ustaz dari Riyadh, dari Arab Saudi,” katanya.


Beberapa obyek wisata rohani yang bisa dikunjungi adalah Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Al-Makmur, juga Masjid Baitul Musyahadah. Wisata ziarah juga bisa dilakukan wisatawan saat wisata Ramadhan di Aceh. “Makam Syah Kuala paling populer di sini,” kata Illiza.

Sementara untuk wisata kuliner tentu mi aceh jadi makanan yang mesti dicoba. Selain itu, mi kocok, martabak, ayam tangkap, kue timpan, serta kue putu turut direkomendasikan Illiza untuk dicicipi.

“Banyak yang bisa dinikmati. Siang hari bisa ke museum, atau destinasi panorama juga tetap bisa dinikmati. Kalau untuk kuliner bisa malam hari mulai jam 4 sore. Ada juga tausyiah Ramadhan yang ada di 20 titik,” pungkas Illiza.

Pemkot Banda Aceh Bantah Adanya Jam Malam Perempuan


Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Banda Aceh menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Banda Aceh.

Terkait dengan isu jam malam untuk perempuan’ yang sedang marak diberitakan di media massa, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal menegaskan pemkot hanya mengeluarkan instruksi yang mengatur bahwa pekerja perempuan Aceh pada tempat wisata/rekreasi, warnet, sarana olahraga, serta tempat hiburan lainnya tidak boleh bekerja di atas pukul 23.00 WIB.

Pemerintah Kota Banda Aceh juga tidak pernah mengeluarkan istilah ‘jam malam’ khususnya bagi perempuan.

“Bukan hanya pekerja perempuan di tempat-tempat itu (wisata/rekreasi, warnet, olahraga, hiburan) saja yang dibatasi waktu kerjanya, izin usaha tempat-tempat itu juga sampai batas pukul 00.00 WIB. Instruksi ini justru untuk melindungi tenaga kerja perempuan di Banda Aceh," katanya dalam jumpa media via video call dari Jakarta pada Kamis, (18/6/2015).

Illiza menjamin kota Banda Aceh tidak diskriminatif terhadap perempuan dan ramah gender. Kota Banda Aceh punya rancangan qanun atau perda kota ramah gender sebagai bukti political will Pemkot untuk menjamin terpenuhinya hak-hak perempuan.

“Kami dapat dikatakan diskriminatif jika instruksi ini diberlakukan untuk membatasi aktivitas perempuan, namun kami tidak melakukan hal itu. Saya sebagai perempuan terus berjuang agar harkat dan martabat perempuan mendapat posisi yang seharusnya,” ujarnya.

Dia menjelaskan dengan adanya fasilitas Balee Inong (tempat bagi perempuan untuk berhimpun) dan Woman Development Center, program Misrena (Musyawarah Rencana Aksi Perempuan), serta kebijakan 80% dana Penguatan Usaha Ekonomi Masyarakat (PUEM) bagi perempuan, Banda Aceh mendapat penghargaan kesetaraan gender di tingkat nasional maupun internasional.

Wali Kota Banda Aceh berbuka bersama pengungsi Rohingya


SRIPOKU.COM,  Lhokseumawe - Wali Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Illiza Saaduddin Jamal berbuka puasa bersama para pengungsi dari Rohingya, Myamar, di Blang Adoe, Kabupaten Aceh Utara, Kamis.

Wali Kota Banda Aceh bersama rombongan antara lain Ketua Parmusi Pusat Usamah Hisyam berbaur dengan para pengungsi di barak penampungan.

Sebelum acara berbuka puasa tiba, Illiza melantunkan shalawat badar yang disuarakan secara bersama-sama dengan para pengungsi.

Selain itu, Wali Kota yang satu-satunya wanita di Provinsi Aceh itu juga menyampaikan tausiyah kepada para pengungsi di bawah tenda khusus untuk acara berbuka puasa bersama selama Ramadhan.

Setelah acara berbuka puasa mereka bersalam-salaman dengan para pengungsi sebelum meninggalkan kamp menuju kembali ke Kota Banda Aceh.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Banda Aceh itu juga menyerahkan bantuan sebesar Rp200 juta melalui Parmusi Provinsi Aceh untuk keperluan para pengungsi.

Para imigran dari etnis Rohingya yang saat ini berada di penampungan Kamp Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, sebelumnya berada di TPI Kuala Cangkoi, masih dalam kabupaten yang sama.

Mereka dipindahkan pada 15 Juni karena di Blang Adoe, telah dibangun shelter dan sejumlah sarana serta prasarana yang memadai.



Awal Puasa, Nelayan Aceh Berhenti Melaut


BANDA ACEH – Aktivitas Pelabuhan Ikan Lampulo, Banda Aceh, hari ini tampak sepi karena para nelayan tidak melaut. Mereka menghentikan aktivitas sejak dua hari lalu dalam rangka menyambut Ramadan 1436 Hijriah.

Kapal-kapal nelayan dalam berbagai ukuran terlihat bersandar di tepian Krueng (Sungai) Aceh sejak Peunayong hingga Dermaga Lampulo. Nelayan mengisi luangnya waktu mereka dengan memperbaiki pukatnya, menaikkan es balok dalam kapal dan mengecek botany.

Seorang nelayan sekaligus pemilik kapal, Cek Baka (35), mengatakan, nelayan sudah menghentikan aktivitas sejak meugang hari pertama. Berhentinya aktivitas melaut hingga hari pertama puasa ini sesuai aturan adat laut yang diikuti turun-temurun para nelayan.

“Besok, setelah Salat Jumat kita kembali mulai melaut," katanya, Kamis (18/6/2015).

Menurutnya, aturan berhenti melaut dari hari meugang hingga puasa pertama sudah dikeluarkan panglima laot atau otoritas adat laut di Aceh.

"Itu berlaku setiap tahun, baik menjelang Ramadan maupun Lebaran nanti,” jelasnya.


Berhentinya aktivitas melaut nelayan tak berpengaruh banyak terhadap harga ikan. Hal itu karena sejak dua hari lalu permintaan ikan di Aceh cenderung menurun. Sebab, banyak masyarakat yang memilih membeli daging untuk kebutuhan lauknya, menyusul tradisi meugang yang dilakoni setiap menjelang puasa. (ira)

Wali Kota Banda Aceh Belajar ke Mamuju


Skalanews - Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'duddin Jamal secara khusus mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Mamuju ibokota Provinsi Sulawesi Barat, untuk belajar (studi banding) pemanfaatan Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) dalam program Gerakan Kembali Bersekolah.

"SIPBM sendiri telah diterapkan di Mamuju sejak beberapa tahun yang lalu. Dari data tersebut, pemerintah dapat mengetahui sejumlah informasi pembangunan secara langsung dari masyarakat. Termasuk sebaran dan jumlah anak putus sekolah yang ada di Mamuju," kata Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'duddin Jamal saat melaksanakan kegiatan ramah tamah di Mamuju, Rabu.

Dia mengatakan, program yang telah berhasil diaplikasikan di Mamuju itu akan diadopsi dan dikembangkan di Banda Aceh dalam mendukung program kembali ke sekolah.

"Banyak pembelajaran yang kami dapat di Mamuju soal bagaimana mengembalikan anak ke sekolah. Persoalan yang ada di Mamuju dan Banda Aceh tentulah berbeda, tapi penyelesaiannya pada dasarnya sama, yakni dengan menggunakan data sebagai sumber informasi yang langsung datang dari masyarakat. Kita tentu ingin mengadopsi apa yang sudah sukses di sini," kata Wali Kota Banda Aceh.

Gerakan Kembali Bersekolah yang diterapkan di Mamuju ikut melibatkan institusi Kepolisian dari Polres Mamuju. Aparat kepolisian secara aktif ikut mendata keberadaan anak putus sekolah serta mengupayakannya untuk dapat kembali mengenyam pendidikan di bangku sekolah, selain memberikan fasilitas belajar bagi anak yang tidak mampu.

"Termasuk bagaimana melibatkan aparat kepolisian. Yang kami ingin adopsi ialah bagaimana aparat Polres Mamuju yang bersedia menyisihkan sebagian dari pendapatannya, sebagian dari penghasilannya demi anak yang tidak mampu untuk kembali bersekolah," katanya.


Dalam kunjungannya di Mamuju, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'duddin Djamal membawa sejumlah aparat di Pemerintah Kota Banda Aceh dalam rombongannya. Mereka di antaranya, Asisten II Bidang Administrasi Kota Banda Aceh, Nurdin, Kepala Bagian Pembangunan Kota Banda Aceh, Muli serta Konsultan Unicef Banda Aceh, kata Umar. (ant/mar)

Sumber

Demi Memacu Pariwisata, Banda Aceh Ingin Jadi Kota Transit


Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, tengah berusaha keras untuk memacu laju pertumbuhan pariwisata di wilayahnya.  Salah satu caranya adalah dengan mendorong maskapai penerbangan untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota transit sebelum melanjutkan perjalanan ke luar negeri.

"Kami mendorong penerbangan seperti Garuda Indonesia untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota transit. Kalau sudah transit itu ada rasa ingin mengunjungi," ujar Illiza melalui sambungan telepon video yang ditayangkan langsung dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/6).

Selama ini, menurut Illiza, hanya Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, yang melakukan itu. "Pak JK itu biasanya kalau mau ke Timur Tengah, transit dulu di Banda Aceh, tapi itu kan pesawat pribadi," kata Illiza.

Menurut Illiza, kini hanya ada satu maskapai yang menjadikan Banda Aceh sebagai kota transit, yaitu AirAsia dengan tujuan Kuala Lumpur dan Penang.

"Sudah saatnya industri penerbangan mendukung Aceh yang juga merupakan penyumbang pesawat pertama untuk Indonesia," tutur Illiza merujuk pada pesawat Seulawah R-001.


Pesawat kedua yang dimiliki Republik Indonesia itu   disumbangkan oleh warga Aceh pada 1948 dan menjadi cikal bakal Garuda Indonesia. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia. (utw/utw)



Waspadai Ombak Tinggi 3 Meter di Perairan Selat Malaka, Sabang-Banda Aceh

BELAWAN | DNA - Gelombang Laut dengan tinggi 2.0 meter sampai 3.0 meter berpeluang dapat terjadi di Perairan Selat Malaka, Perairan Sabang-Banda Aceh, Samudera Hindia barat Aceh, Samudera Hindia Barat Kep. Nias, Perairan Riau

Angin di atas wilayah Perairan Indonesia, di Utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari Tenggara sampai Barat Daya dan di Selatan Khatulistiwa umumnya bertiup dari arah Timur sampai Selatan dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 20 knot.

Kondisi tersebut memberi peluang pertumbuhan awan dan hujan disertai Badai Guntur dapat terjadi di Laut Tiongkok Selatan, Laut Andaman, Perairan Aceh, Perairan Sumatera Utara,Perairan Kep. Riau, Laut Natuna, Perairan Kalimantan bagian Barat dan Perairan Kalimantan Bagian Timur.

Peringatan cuaca buruk dan potensi gelombang tinggi tersebut disampaikan BMKG Stasiun meteorologi Belawan melalui prakirawan Benicditus Kusherdian berlaku mulai hari ini hingga Jumat (19/06/2015) pukul 07.00 WIB.
(Goes/Blw).

Sumber

Kamis, 18 Juni 2015

FOTO Shalat Tarawih Malam 1 Ramadhan Di Masjid Raya Baiturrahman


SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Jamaah shalat tarawih malam pertama di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu (17/6/2015) membludak  hingga ke halaman masjid.

Bulan suci yang dinantikan umat Islam telah tiba. Ribuan jamaah Tarawih bersujud menunaikan ibadah pada malam pertama Ramadan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. 


Berikut foto-foto yang direkam menggunakan kamera dengan lensa super wide. Foto-foto shalat tarawih malam pertama Ramadhan 1436 H dapat dilihat di www.menatapaceh.com. 


Air Mineral Rencong Ditarik dari Pasaran


BANDA ACEH - Personel Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh menarik air mineral merek Rencong yang masih dijual di sejumlah toko di Banda Aceh dan Aceh Besar, Senin dan Selasa (15-16/6). Penarikan itu setelah polisi menggrebek gudang air mineral tersebut di kawasan Jalan T Umar Seutui, Banda Aceh, Jumat (12/6).

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Zulkifli SStMk SH mengatakan penyulingan dan pengisian air mineral merek Rencong milik Acuan alias Alilan (39) itu terindikasi memakai air sumur, sehingga polisi mendata di mana saja air mineral itu sudah dijual.

“Belasan kotak air mineral merek Rencong, telah diamankan dari toko di kawasan Ulee Kareng dan Lambaro, Aceh Besar. Terhadap kemungkinan masih ada toko-toko lain yang menjualnya, kami minta agar distop penjualannya. Patut diragukan air mineral tersebut tidak layak kosumsi. Pedagang yang kami temukan menjualnya hanya dimintai keterangan sebagai saksi,” kata Kapolresta kepada Serambi, Selasa (16/6).

Didampingi Kasat Reskrim, Kompol Supriadi, Kapolresta mengatakan dalam proses penyidikan itu, pihaknya juga sudah memeriksa T Syahrul yang awalnya disebut-sebut penanggungjawab usaha air mineral Rencong oleh Acuan, si pemilik gudang, tempat beroperasi air mineral itu.
Namun, kenyataannya nama T Syahrul hanya ‘pajangan’, semata. Tetapi, di balik itu semua operasional usaha tersebut hingga proses penjualan dikendalikan Acuan.

Ia menjelaskan selain T Syahrul, penyidik juga akan memintai keterangan saksi ahli, dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh, Kantor Perizinan Terpadu Satu Pintu (KPTSP), PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh, serta petugas Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).

“Dari PDAM Tirta Daroy mengaku memang ada mengeluarkan izin penggunaan air PDAM kepada Acuan alias Alilan. Tetapi, bukan atas nama usaha air mineral merek Rencong, tetapi atas nama pribadi. Sehingga indikasinya semakin jelas bahwa air mineral tersebut memang tak layak kosumsi karena menggunakan air sumur,” timpal Supriadi.

Sejauh ini, kata Supriadi pihaknya belum dapat berspekulasi apa dampak dari penggunaan air sumur di dalam air mineral merek Rencong tersebut dalam jangka pendek atau jangka panjang. “Untuk hal ini saksi ahli yang lebih memahaminya. Kita tunggu saja bagaimana hasilnya, karena sebagai BB, yakni air mineral Rencong itu juga sudah kami bawa ke laboratorium,” demikian Supriadi.(mir)


BI Aceh Luncurkan Website Informasi Pangan, Bisa Lewat SMS

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh meluncurkan website pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS). Cara ini sebagai upaya meningkatkan akses informasi terpadu kepada pelaku ekonomi dan masyarakat. "Kami berharap informasi yang disampaikan dariwebsite ini akan menjadi acuan pelaku ekonomi yang dipublikasikan secara rutin," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh Zulfan Nukman di Banda Aceh, Selasa, 16 Juni 2015.

Ia menjelaskan, PIHPS merupakan pusat informasi yang mengintegrasikan data harga terkini yang berlaku di Aceh, khususnya harga di tingkat konsumen. Dengan adanya PIHPS nantinya akan mampu meningkatkan informasi pangan secara terpadu kepada pelaku ekonomi dan menjaga ekspektasi masyarakat yang diperlukan guna mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional dan peningkatan efisiensi perekonomian.

"PIHPS ini juga akan menjadi referensi harga komoditas pangan kepada berbagai pelaku ekonomi dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan serta memperkuat ketahanan pangan di provinsi ini," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya harga komoditas yang dapat diakses dengan cepat di laman Hargapanganaceh.com diharapkan pelaku pasar dapat membuat keputusan ekonomi dengan lebih rasional sehingga fluktuasi pergerakan harga komoditas pangan tidak meningkat drastis. "Semua komponen masyarakat dapat mengakses dengan cepat terhadap berbagai informasi harga pangan di Aceh," katanya.

Website PIHPS Aceh akan menyajikan 19 komoditi pangan dan web tersebut juga tersedia layanan fasilitas SMS gateway yang memberikan informasi harga komoditi (SMS harga). Fasilitas ini dapat diakses melalui SMS ke 089669466733 dengan format harga#nama komoditas#kota.

Ia menambahkan, sumber data PIHPS itu berasal dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Aceh yang mencakup data harga di Kota Banda Aceh dan Lhokseumawe. "Kami berharap ke depan informasi data harga di PIHPS akan mencakup seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh," demikian Zulfan.

Pemkab Aceh Utara Terima Aset Bandara Malikussaleh


BANDA ACEH - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemeneterian Keuangan (Kemenkeu), Hadiyanto, Selasa (16/6) menyerahkan aset Bandara Malikussaleh dari Menteri Keuangan kepada Pemkab Aceh Utara. Dalam acara yang berlangsung di Gedung Keuangan Banda Aceh itu Kemenkeu juga menyerahkan aset sekolah yang dibangun PT Arun kepada Pemerintah Aceh dan sebidang tanah untuk Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Hadiayanto mengatakan, setelah penyerahan itu, pihaknya berharap aset tersebut dapat berjalan lebih baik dari sebelumnya. Ketiga aset itu diserahkan ke daerah, menurutnya, antara lain karena masa operasional PT Arun sudah berakhir. Sehingga, jika tidak secepatnya diserahkan kepada pemerintah setempat, kelanjutan pengoperasian dan pemeliharan bangunan itu bisa tak berlanjut. Padahal, aset itu sangat berharga bagi penerimanya.

Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib mengatakan, untuk pengelolaan aset itu pihaknya akan membentuk unit pelaksana teknis kegiatan derah (UPTD). “UPTD lah yang nanti mengelola dan memelihara aset Bandara Malikussaleh,” ujarnya.

Sekda Aceh, Dermawan mengatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Kemenkeu yang sudah menyerahkan aset-aset itu ke daerah. Sebab, menurutnya, ketiga aset itu sangat berharga dan dibutuhkan masyarakat. “Aset sekolah itu akan kita jaga dengan baik, karena akan memberi manfaat yang besar bagi peningkatan mutu pendidikan di Aceh Utara, Lhokseumawe, dan sekitarnya,” ungkap Sekda.

Terkait Bandara Malikussaleh, Dermawan menyarankan pada Bupati Aceh Utara agar secepatnya membentuk UPTD. Sehingga ada satu badan yang mengurusnya dengan baik. Soal fasilitas bandara, Dermawan mengatakan, perlu terus ditingkatkan, terutama mengenai pengamaman di lapangan.


“Tidak boleh ada ternak yang berkeliaran dalam bandara, terutama di lapangan pacu. Keamanannya harus benar-benar dijaga dengan biak dari gangguan ternak dan lainnya. Begitu juga gedung dan ruang tunggu penumpang harus selalu dijaga kebersihannya,” pungkasnya.(her)

Tim Bandung Pelajari E-Kinerja Banda Aceh

BANDA ACEH - Rombongan perwakilan dari Pemerintah Kota (Pemko) Bandung melakukan kunjungan ke Kota Banda Aceh, Selasa (16/6). Rombongan berjumlah sekitar 12 orang tersebut disambut Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin beserta Asisten Pemerintahan Bachtiar SSos dan Asisten Keistimewaan, Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banda Aceh, Ir Gusmeri MT.

Kadiskominfo Kota Bandung, Aos W Bintang saat memimpin kunjungan kerja mereka mengatakan, kunjungan tersebut atas dasar instruksi wali kota mereka guna mempelajari aplikasi e-kinerja dan e-disiplin milik Pemko Banda Aceh, yang selama ini dinilai sudah menjadi isu nasional dan telah mendapatkan hak kekayaan intelektual dari Kemenkumham RI.

“Banyak kota di Indonesia yang telah memproklamirkan diri sebagai smart city, termasuk Kota Bandung yang saat ini juga memiliki dewan smart city yang dipimpin oleh Ilham Habibie. Namun begitu, kita tetap belajar kelebihan di kota lain, termasuk e-kinerja dan e-disiplin yang dimilki Pemko Banda Aceh,” kata Aos Bintang didampingi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bandung Evi S Shaleha.

Dalam kesempatan itu, Aos Bintang bersama rombongan berniat mempelajari lebih dalam tentang sistem e-kinerja Pemko Banda Aceh agar bisa diterapkan di jajaran Pemko Bandung. Selanjutnya Aos Bintang juga memaparkan sekilas mengenai kota yang memiliki luas 170 KM persegi dan dihuni oleh 2,6 juta penduduk tersebut. “Tahun ini kami akan mulai membangun monorail dan pemindahan pusat pemerintah ke lokasi baru,” kata Bintang.


Pertemuan yang digelar di Ruang Rapat Wali Kota Banda Aceh tersebut selanjutnya diisi dengan sesi diskusi yang khusus membahas aplikasi e-kinerja. Rombongan Pemko Bandung tampak mengajukan beberapa pertanyaan terkait penerapan aplikasi tersebut. (*/sb)

Mahasiswa Sumbang Keripik 100 Kg untuk Rohingya


BIREUEN - Mahasiswa Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Bireuen, Selasa (16/6) menyerahkan keripik pisang 100 kilogram (Kg) dan sejumlah bantuan lain untuk pengungsi Rohingya yang ditampung di Kuala Langsa. Bantuan itu dikumpulkan Gerakan Almuslim Peduli (GAP) Mahasiswa KKM bersama masyarakat.

Koordinator GAP, Khairul Amri kemarin, menyebutkan, selain keripik, bantuan yang diserahkan pihaknya antara lain kurma, sajadah, peci, kacang hijau, susu, gula, dan mainan anak-anak. Ditambahkan, bantuan diantar perwakilan mahasiswa Umuslim yang diterima M Daud, perwakilan pengungsi Rohingya.

Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 011, kemarin juga menyerahkan bantuan kepada pengungsi Rohingya yang ditampung di Desa Blang Adoe, Kuta Makmur, Aceh Utara. Bantuan yang diserahkan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 011, Ny Intan Daniel Chardin didampingi wakilnya, Ny Renny Handoko itu meliputi beras, minyak, gula, alat mandi, pakaian layak pakai, dan berbagai jenis barang lainnya.

Intan A Daniel Chardin menyatakan penyerahan bantuan itu merupakan bentuk kepedulian pihaknya kepada pengungsi Rohingya. “Dengan bantuan ini kita harapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pengungsi selama Ramadhan,” pungkasnya.

Secara terpisah, Ketua Banleg Aceh Utara, Tgk Fauzan Hamzah, Selasa (16/6) menyerahkan gula bantuan kepada 16 meunasah di Kecamatan Simpang Keuramat. Bantuan sebanyak satu sak per desa itu diterima masing-masing keuchik.

Sementara PT Arun, Selasa (16/6) menyumbang seekor lembu kepada pengungsi Rohingya yang berada di Desa Blang Adoe, Kuta Makmur. Bantuan untuk kebutuhan meugang itu diserahkan Vice President Director PT Arun, Delyuzar kepada perwakilan Rohingya di hadapan pejabat Aceh Utara.

“Kita juga serahkan bantuan lain seperti kain sarung, mukena, baju koko, sandal, dan pakain dalam wanita. Bantuan itu adalah sumbangan dari karyawan dan persatuan wanita patra, serta Badan Dakwah Islam (BDI) dan perusahaan. Bantuan ini juga bagian dari program CSR perusahaan,” kata Delyuzar dalam siaran pers yang diterima Serambi, kemarin.(yus/bah/jf)

PATA Indonesia Chapter Dukung Pariwisata Banda Aceh di Bulan Ramadhan


Memasuki bulan Ramadhan, sejumlah kegiatan religi akan dilakukan untuk menunjang wisata islami dunia, PATA Indonesia Chapter menunjukkan komitmennya untuk mendukung Pemerintah Kota Banda Aceh dalam mengembangkan potensi wisata islami dunia di kota Banda Aceh hingga ke mancanegara.

PATA Indonesia Chapter di Jakarta dan Walikota Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal di Banda Aceh mengadakanvideo conference terkait hal ini pada hari Rabu (18/6) didukung oleh aplikasi Qiscus, sebuah sistementerprise messaging yang dirancang untuk meniru suasana lingkungan kerja yang ringan dan aman, yang sejak april 2015 telah hadir di Indonesia.
CEO PATA Indonesia Chapter Poernomo Siswoprasetijo menjelaskan bahwa pihaknya begitu antusias dan mendorong kota Banda Aceh sebagai destinasi islami dunia.

“Selama Ramadhan tentunya banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat di Banda Aceh sehingga bisa menjadi daya Tarik untuk wisatawan belajar mengenai syariah dengan baik,” ujarnya.

Poernomo mengatakan, meski dalam suasana ramadhan, kota Banda Aceh tetap menyambut kehadiran wisatawan asing. Pemerintah Kota Banda Aceh menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Banda Aceh. Walikota Hj. Illiza menjamin bahwa kota Banda Aceh tidak diskriminatif terhadap perempuan dan ramah gender.

“Seperti kita tahu, kota Banda Aceh punya rancangan qanun tau perda kota ramah gender sebagai buktipolitical will pemerintah kota untuk menjamin terpenuhinya hak-hak perempuan. Kami dapat dikatakan diskriminatif jika instruksi ini diberlakukan untuk membatasi aktifitas perempuan, namun kami tidak melakukan hal itu. Saya sebagai perempuan terus berjuang agar harkat dan martabat perempuan mendapat posisi yang seharusnya,” jelas Hj. Illiza.

Pada bulan Mei 2015 lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Aceh meluncurkan paket wisata Amazing Ramadhan in Aceh dimana wisatawan bisa menikmati sahur dan buka puasa bersama khas Aceh, shalat terutama tarawih berjamaah di masjid (khususnya Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh), dan menikmati kuliner khas ramadhan di Aceh.

Selain itu, ada juga tradisi tadarus malam hari, khaduri khatam Al-Qur’an dan Nuzulurl Qur’an, mengunjungi masjid-masjid, berziarah ke kuburan massal korban tsunami, berkunjung ke dayah (pesantren) atau panti anak yatim. Disbudpar Aceh juga meluncurkan paket wisata Banda Aceh-Sabang.

Meugang, Tradisi Menyambut Ramadan di Aceh


ACEH - Pasar Tradisional Lambaro, di Aceh Besar, dipadati para pembeli daging sapi, salah satunya Malahayati yang membeli beberapa kilogram daging untuk diolah menjadi enam jenis masakan khas Aceh.

“Saya memasak kari putih, sop, rendang, daging goreng, juga daging rebus. Nanti akan dimakan bersama keluarga, bukan keluarga saya saja tetapi saya rasa seluruh warga Aceh makan daging hari ini,” jelas ibu dua anak perempuan ini.

Memasak dan menikmati daging bersama keluarga seperti saat datangnya bulan Ramadan ini dikenal dengan Meugang.

Tak hanya di pasar-pasar tradisional yang dipadati oleh pembeli daging, tapi di sejumlah tempat juga muncul pasar musiman, salah satunya di Berauwe.

Muhamad Saleh, salah satu penjual daging di Berauwe, mengaku telah puluhan tahun berjualan daging sapi ketika Meugang.

“Ya lumayan juga dapatnya, meski tak banyak, saya menjual tiga ekor sapi sejak kemarin (Selasa), tahun ini per kilonya cukup mahal,” tutur Saleh.

Harga daging yang melonjak sampai Rp140.000 per kilogram, tidak menghalangi warga Aceh untuk membeli daging untuk Meugang menyambut datangnya Ramadan yang jatuh pada hari ini, Kamis (18/6/2015).

Tradisi Meugang atau disebut juga Mameugang diyakini telah dijalankan sejak masa Kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda.

Ketika itu, Sultan Iskandar Muda memerintahkan kepada anak buahnya memotong sapi dan membagikan dagingnya kepada kaum fakir miskin, seperti dijelaskan oleh Ketua Majelis Adat Aceh (MAA), Badruzzaman.

“Sapi disembelih kemudian dibagi dagingnya menjadi tumpukan kecil yang isinya memuat semua bagian tubuh hewan, jadi intinya bukan di beratnya tapi di komponen dagingnya yang mencerminkan keadilan,” kata Badruzzaman.

Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-16 sampai 17 merupakan kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara, sehingga tradisi Meugang tak lepas juga dari ajaran Islam, kata Misri A Muchsin, dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry.

“Meugang itu sebenarnya adalah dalam rangka untuk menyambut Ramadan. Memang diprogramkan dari kerajaan agak besar-besaran, bagaimana memakmurkan masyarakat dan sesuai dengan hadis tentang menyambut Ramadan dengan suka cita,” jelas Misri.

Dalam perjalanannya tradisi Meugang tak lagi menjadi "program pemerintah" tetapi masyarakat dan juga menggerakkan ekonomi dengan munculnya pasar daging musiman.

Selain makan daging, berkumpul dengan keluarga satu hari jelang Ramadan merupakan tradisi di Aceh, tetapi tradisi itu telah berubah.

"Kalau dulu harus pulang ke rumah, jika tidak akan menjadi bahan pembicaraan namun saat ini tidak lagi. Silaturahmi bisa dilakukan melalui telepon atau internet,” kata Badruzzaman.

Tradisi Meugang yang berlangsung sejak dua hari sebelum Ramadan tampaknya masih melekat pada masyarakat Aceh. “Rasanya tak lengkap jika jelang Ramadan kita tak makan daging,” jelas Malahayati.