Jumat, 19 Juni 2015

10 Imam dari Aceh Pimpin Shalat Tarawih di Malaysia


SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 10 imam dari Aceh saat ini memimpin shalat tarawih di beberapa negara bagian di Malaysia.

Mereka para ustadz yang masih muda itu sejak awal Ramadhan diundang untuk memakmurkan masjid di negeri jiran.

Ketua Bidang Kajian Islam dan Pendidikan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), Tgk Umar Rafsanjani, Lc, MA yang juga diundang menjadi imam shalat tarawih di Pulang Pinang, kepada Serambinews.com, Kamis (18/6/2015) malam mengatakan, ia bersama sepuluh imam shalat lainnya akan berada di beberapa negara bagian Malaysia hingga Idul Fitri.

"Selama Ramadhan mereka akan menjadi imam Shalat Tarawih dan penceramah di sejumlah masjid dan musala di Malaysia," ujarnya.

Menurut Tgk Umar Rafsanjani, para imam shalat ini diundang oleh Ahli Jawatan Kuasa Masjid dan Surau untuk menjadi imam shalat Tarawih selama sebulan penuh.

"Hampir setiap tahun rakyat Malaysia selalu mengundang anak-anak Aceh untuk menjadi imam shalat tarawih selama Ramadhan," katanya.

Berikut 10 imam tarawih dari Aceh yang diundang ke Malaysia;
Tgk Zulfarsi Singkil [Imam di Masjid Padang Serai Kedah]
Tgk Fazhil Bagok [Imam di Masjid Padang Serai Kedah]
Tgk Darlis Bukit Panjoe [Imam di Surau An Nur, Lebuh, Nipah Pulang Pinang]
Tgk Sulaiman Langsa [Imam di Surau An Nur Lebuh Nipah Pulau Pinang]
Tgk Zulfikar Deng [Imam di Surai Bukit Gambir Penang]
Tgk Syukri Matang [Imam di Surau Bukit Gambir Penang]
Tgk Miftahul Khairi [Imam di Masjid Sungai Nibong Besar Penang]
Tgk Manzilul [Imam di Masjid Sungai Nibong Besar Penang]
Tgk Budiman Sungai Raya [Imam di Masjid Tiram Bayam Lepas]
Tgk Mujiburrahman Matangkuli [Imam di Masjid Sungai Tiram Bayam Lepas]

Yuk, Wisata Ramadhan di Banda Aceh


JAKARTA, KOMPAS.com – Ramadhan bukan berarti aktivitas wisata tidak bisa dilakukan. Salah satu wisata Ramadhan yang bisa dicoba adalah wisata Ramadhan di Banda Aceh. Dengan mengusung nama “Wonderful Ramadhan in Aceh”, Pemkot Banda Aceh coba menarik wisatawan yang ingin mengikuti wisata syariah khas Banda Aceh.

“Kunjungan wisatawan biasanya banyak di awal dan akhir Ramadhan,” kata Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Ada sebuah tradisi bernama Meugang. Tradisi ini merupakan tradisi potong sapi yang dilakukan dua hari sebelum Ramadhan dan dua hari menjelang Hari Idul Fitri. Dalam tradisi ini, wisatawan dapat melihat berbagai proses mulai dari pemotongan sapi, proses pemasakan, hingga makan bersama.

Setelah itu, ada juga festival Ramadhan dan beragam perlombaan, mulai dari lomba azan, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), juga hafiz Al Quran. Ada pula Kampung Ramadhan yang biasanya digelar di bantaran sungai. Di situ, masyarakat akan menjajakan aneka menu buka puasa. Tak lupa zikir akbar juga akan digelar di Masjid Raya Baiturrahman.

“10 Ramadhan terakhir ada Qiyamul Lail, jadi mereka yang tidak bisa ke Mekkah, pada ke Aceh. Kita undang juga ustaz dari Riyadh, dari Arab Saudi,” katanya.


Beberapa obyek wisata rohani yang bisa dikunjungi adalah Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Al-Makmur, juga Masjid Baitul Musyahadah. Wisata ziarah juga bisa dilakukan wisatawan saat wisata Ramadhan di Aceh. “Makam Syah Kuala paling populer di sini,” kata Illiza.

Sementara untuk wisata kuliner tentu mi aceh jadi makanan yang mesti dicoba. Selain itu, mi kocok, martabak, ayam tangkap, kue timpan, serta kue putu turut direkomendasikan Illiza untuk dicicipi.

“Banyak yang bisa dinikmati. Siang hari bisa ke museum, atau destinasi panorama juga tetap bisa dinikmati. Kalau untuk kuliner bisa malam hari mulai jam 4 sore. Ada juga tausyiah Ramadhan yang ada di 20 titik,” pungkas Illiza.

Pemkot Banda Aceh Bantah Adanya Jam Malam Perempuan


Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Banda Aceh menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Banda Aceh.

Terkait dengan isu jam malam untuk perempuan’ yang sedang marak diberitakan di media massa, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal menegaskan pemkot hanya mengeluarkan instruksi yang mengatur bahwa pekerja perempuan Aceh pada tempat wisata/rekreasi, warnet, sarana olahraga, serta tempat hiburan lainnya tidak boleh bekerja di atas pukul 23.00 WIB.

Pemerintah Kota Banda Aceh juga tidak pernah mengeluarkan istilah ‘jam malam’ khususnya bagi perempuan.

“Bukan hanya pekerja perempuan di tempat-tempat itu (wisata/rekreasi, warnet, olahraga, hiburan) saja yang dibatasi waktu kerjanya, izin usaha tempat-tempat itu juga sampai batas pukul 00.00 WIB. Instruksi ini justru untuk melindungi tenaga kerja perempuan di Banda Aceh," katanya dalam jumpa media via video call dari Jakarta pada Kamis, (18/6/2015).

Illiza menjamin kota Banda Aceh tidak diskriminatif terhadap perempuan dan ramah gender. Kota Banda Aceh punya rancangan qanun atau perda kota ramah gender sebagai bukti political will Pemkot untuk menjamin terpenuhinya hak-hak perempuan.

“Kami dapat dikatakan diskriminatif jika instruksi ini diberlakukan untuk membatasi aktivitas perempuan, namun kami tidak melakukan hal itu. Saya sebagai perempuan terus berjuang agar harkat dan martabat perempuan mendapat posisi yang seharusnya,” ujarnya.

Dia menjelaskan dengan adanya fasilitas Balee Inong (tempat bagi perempuan untuk berhimpun) dan Woman Development Center, program Misrena (Musyawarah Rencana Aksi Perempuan), serta kebijakan 80% dana Penguatan Usaha Ekonomi Masyarakat (PUEM) bagi perempuan, Banda Aceh mendapat penghargaan kesetaraan gender di tingkat nasional maupun internasional.

Wali Kota Banda Aceh berbuka bersama pengungsi Rohingya


SRIPOKU.COM,  Lhokseumawe - Wali Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Illiza Saaduddin Jamal berbuka puasa bersama para pengungsi dari Rohingya, Myamar, di Blang Adoe, Kabupaten Aceh Utara, Kamis.

Wali Kota Banda Aceh bersama rombongan antara lain Ketua Parmusi Pusat Usamah Hisyam berbaur dengan para pengungsi di barak penampungan.

Sebelum acara berbuka puasa tiba, Illiza melantunkan shalawat badar yang disuarakan secara bersama-sama dengan para pengungsi.

Selain itu, Wali Kota yang satu-satunya wanita di Provinsi Aceh itu juga menyampaikan tausiyah kepada para pengungsi di bawah tenda khusus untuk acara berbuka puasa bersama selama Ramadhan.

Setelah acara berbuka puasa mereka bersalam-salaman dengan para pengungsi sebelum meninggalkan kamp menuju kembali ke Kota Banda Aceh.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Banda Aceh itu juga menyerahkan bantuan sebesar Rp200 juta melalui Parmusi Provinsi Aceh untuk keperluan para pengungsi.

Para imigran dari etnis Rohingya yang saat ini berada di penampungan Kamp Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, sebelumnya berada di TPI Kuala Cangkoi, masih dalam kabupaten yang sama.

Mereka dipindahkan pada 15 Juni karena di Blang Adoe, telah dibangun shelter dan sejumlah sarana serta prasarana yang memadai.



Awal Puasa, Nelayan Aceh Berhenti Melaut


BANDA ACEH – Aktivitas Pelabuhan Ikan Lampulo, Banda Aceh, hari ini tampak sepi karena para nelayan tidak melaut. Mereka menghentikan aktivitas sejak dua hari lalu dalam rangka menyambut Ramadan 1436 Hijriah.

Kapal-kapal nelayan dalam berbagai ukuran terlihat bersandar di tepian Krueng (Sungai) Aceh sejak Peunayong hingga Dermaga Lampulo. Nelayan mengisi luangnya waktu mereka dengan memperbaiki pukatnya, menaikkan es balok dalam kapal dan mengecek botany.

Seorang nelayan sekaligus pemilik kapal, Cek Baka (35), mengatakan, nelayan sudah menghentikan aktivitas sejak meugang hari pertama. Berhentinya aktivitas melaut hingga hari pertama puasa ini sesuai aturan adat laut yang diikuti turun-temurun para nelayan.

“Besok, setelah Salat Jumat kita kembali mulai melaut," katanya, Kamis (18/6/2015).

Menurutnya, aturan berhenti melaut dari hari meugang hingga puasa pertama sudah dikeluarkan panglima laot atau otoritas adat laut di Aceh.

"Itu berlaku setiap tahun, baik menjelang Ramadan maupun Lebaran nanti,” jelasnya.


Berhentinya aktivitas melaut nelayan tak berpengaruh banyak terhadap harga ikan. Hal itu karena sejak dua hari lalu permintaan ikan di Aceh cenderung menurun. Sebab, banyak masyarakat yang memilih membeli daging untuk kebutuhan lauknya, menyusul tradisi meugang yang dilakoni setiap menjelang puasa. (ira)

Wali Kota Banda Aceh Belajar ke Mamuju


Skalanews - Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'duddin Jamal secara khusus mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Mamuju ibokota Provinsi Sulawesi Barat, untuk belajar (studi banding) pemanfaatan Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) dalam program Gerakan Kembali Bersekolah.

"SIPBM sendiri telah diterapkan di Mamuju sejak beberapa tahun yang lalu. Dari data tersebut, pemerintah dapat mengetahui sejumlah informasi pembangunan secara langsung dari masyarakat. Termasuk sebaran dan jumlah anak putus sekolah yang ada di Mamuju," kata Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'duddin Jamal saat melaksanakan kegiatan ramah tamah di Mamuju, Rabu.

Dia mengatakan, program yang telah berhasil diaplikasikan di Mamuju itu akan diadopsi dan dikembangkan di Banda Aceh dalam mendukung program kembali ke sekolah.

"Banyak pembelajaran yang kami dapat di Mamuju soal bagaimana mengembalikan anak ke sekolah. Persoalan yang ada di Mamuju dan Banda Aceh tentulah berbeda, tapi penyelesaiannya pada dasarnya sama, yakni dengan menggunakan data sebagai sumber informasi yang langsung datang dari masyarakat. Kita tentu ingin mengadopsi apa yang sudah sukses di sini," kata Wali Kota Banda Aceh.

Gerakan Kembali Bersekolah yang diterapkan di Mamuju ikut melibatkan institusi Kepolisian dari Polres Mamuju. Aparat kepolisian secara aktif ikut mendata keberadaan anak putus sekolah serta mengupayakannya untuk dapat kembali mengenyam pendidikan di bangku sekolah, selain memberikan fasilitas belajar bagi anak yang tidak mampu.

"Termasuk bagaimana melibatkan aparat kepolisian. Yang kami ingin adopsi ialah bagaimana aparat Polres Mamuju yang bersedia menyisihkan sebagian dari pendapatannya, sebagian dari penghasilannya demi anak yang tidak mampu untuk kembali bersekolah," katanya.


Dalam kunjungannya di Mamuju, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'duddin Djamal membawa sejumlah aparat di Pemerintah Kota Banda Aceh dalam rombongannya. Mereka di antaranya, Asisten II Bidang Administrasi Kota Banda Aceh, Nurdin, Kepala Bagian Pembangunan Kota Banda Aceh, Muli serta Konsultan Unicef Banda Aceh, kata Umar. (ant/mar)

Sumber

Demi Memacu Pariwisata, Banda Aceh Ingin Jadi Kota Transit


Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, tengah berusaha keras untuk memacu laju pertumbuhan pariwisata di wilayahnya.  Salah satu caranya adalah dengan mendorong maskapai penerbangan untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota transit sebelum melanjutkan perjalanan ke luar negeri.

"Kami mendorong penerbangan seperti Garuda Indonesia untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota transit. Kalau sudah transit itu ada rasa ingin mengunjungi," ujar Illiza melalui sambungan telepon video yang ditayangkan langsung dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/6).

Selama ini, menurut Illiza, hanya Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, yang melakukan itu. "Pak JK itu biasanya kalau mau ke Timur Tengah, transit dulu di Banda Aceh, tapi itu kan pesawat pribadi," kata Illiza.

Menurut Illiza, kini hanya ada satu maskapai yang menjadikan Banda Aceh sebagai kota transit, yaitu AirAsia dengan tujuan Kuala Lumpur dan Penang.

"Sudah saatnya industri penerbangan mendukung Aceh yang juga merupakan penyumbang pesawat pertama untuk Indonesia," tutur Illiza merujuk pada pesawat Seulawah R-001.


Pesawat kedua yang dimiliki Republik Indonesia itu   disumbangkan oleh warga Aceh pada 1948 dan menjadi cikal bakal Garuda Indonesia. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia. (utw/utw)